Harga Ikan Red Devil Hitam

Ciri fisik ikan red devil

Red devil cichlid memiliki banyak variasi struktur tubuhnya. Di alam liar seringkali warnanya cokelat tua hingga abu-abu. Itu dipengaruhi pembauran dengan lingkungan alamnya. Ada juga yang tetap tampak berwarna merah cerah. Beberapa ikan red devil memiliki ekor dan sirip berujung hitam. Mulutnya tebal dan kenyal, berwarna hitam atau oranye.

Ikan ini dikenal sebagai salah satu jenis cichlid yang paling ganas dan agresif. Mengutip Fishkeeping World, dinamai sebagai red devil, karena memiliki gigi besar, rahang kuat, dan perilaku agresif. Red devil semasa tumbuh bisa hidup bersama ikan lainnya. Tapi, saat dewasa red devil akan menyerang atau memangsa ikan spesies lain yang berukuran lebih kecil.

Red devil suka menghuni perairan terbuka dan jarang ditemukan di sungai. Ikan red devil menyukai dasar pasir halus yang banyak tempat persembunyian di antara batu dan kayu. Biasanya ikan red devil ditemukan di area bebatuan dan batang kayu yang terendam.

Gigi besar dan rahang kuat menunjukkan, spesies ini pemangsa atau predator. Red devil memakan ikan kecil, siput, larva serangga, cacing, dan organisme di bagian bawah air lainnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Ikan Red Devil – Terdapat berbagai ragam jenis ikan hias. Salah satu yang tidak kalah populer ialah ikan red devil. Meskipun bernama red devil, tetapi ikan ganas yang satu ini tidak ada hubungannya dengan klub sepak bola asal Inggris, Manchester United.

Diklasifikasikan oleh Albert Günther pada tahun 1864, ikan red devil atau ‘setan merah’ banyak dipelihara oleh masyarakat karena memiliki penampilan yang cantik. Meskipun indah untuk dipandang, ikan ini pernah menjadi masalah serius di Danau Toba, lho! Masalah apa itu? Jika penasaran, langsung aja simak artikel berikut ini untuk mendapatkan informasi selengkapnya!

Berkerabat Dengan Ikan Lou Han

Membaca nama red devil mungkin membuat Grameds menjadi bertanya-tanya, jenis ikan apa red devil ini? Jadi, ikan berwarna merah terang ini memiliki nama ilmiah Amphilophus labiatus. Nah, genus yang dimiliki oleh red devil ini sama dengan ikan lou han, yakni Amphilophus, sehingga kedua ikan tersebut masih memiliki hubungan kekerabatan.

Selain itu, ikan ini tidak berasal dari Indonesia, melainkan Amerika Tengah. Secara spesifik, ikan setan merah adalah spesies endemik yang berasak dari perairan Nikaragua, seperti Danau Nikaragua, Danau Managua, dan Danau Xiloa.

Amphilophus labiatus lebih sering ditemykan perairan air tawar berupa danau daripada di sungai. Selain itu, Seriously Fish mengungkapkan bahwa bahwa spesies ini umumnya ditemukan di perairan yang memiliki banyak batu sebagai tempat mereka untuk berenang di antara celah-celah batu tersebut.

Meskipun memiliki nama setan merah, warna tubuh dari ikan yang mampu hidup hingga 10–12 tahun ini ternyata tidak hanya merah. Ada juga ikan red devil yang memiliki warna putih, abu-abu, cokelat, merah muda, dan kuning.

Karakteristik lainnya yang dimiliki oleh ikan ini ialah berupa bibir besar yang dapat Grameds lihat pada Amphilophus labiatus liar. Ikan ini mencapai kematangan seksual pada usia 3 tahun, Fishkeeping World menyatakan bahwa spesies ini dapat tumbuh hingga 38 cm dan berat yang mencapai 1,2 kg.

Untuk penampilan ikan jantan dan betina sendiri, tak terlalu ada perbedaan yang mencolok. Hanya saja, berdasarkan Aquarium Source, red devil jantan umumnya memiliki ukuran yang lebih besar. Mereka juga mempunyai benjolan di kepala yang lebih tampak ketika musim kawin dan papila genital yang meruncing.

Habitat dan Makanan Ikan Red Devil

Ikan yang masih berkerabat dengan ikan lou han ini senang berada di perairan terbuka dan jarang ditemukan di sungai. Ikan pemangsa ini lebih senang untuk berada di dasar pasir halus yang memiliki banyak tempat persembunyian di antara batu maupun kayu. Umumnya, ikan ini dapat ditemukan di sela-sela bebatuan maupun batang kayu yang terendam.

Rahang kuat dan gigi besar menunjukkan, bahwa spesies ini merupakan spesies pemangsa atau predator. Ikan ini memakan ikan kecil, cacing, larva serangga, siput, dan organisme lainnya yang berada di bagian bawah air.

Bila dalam aquarium, ikan ini merupakan omnivora yang akan memakan segala yang Grameds berikan. Sebaiknya, mencukupi sumber protein ikan ini dengan cacing tanah, cacing darah, dan jangkrik.

Selain itu, Grameds juga dapat memberikan sayuran untuk menyeimbangkan pola makan ikan dari ikan hias ini dan melindungi mereka dari berbagai penyakit. Berikan makanan untuk ikan rakus ini dalam beberapa hari. Berikut, beberapa sumber nutrisi yang baik untuk ikan red devil:

Tergolong Sebagai Ikan yang Kuat

Dilansir dari Aquarium Source, ikan ini banyak disukai oleh penggemar ikan hias karena kepribadiannya. Meskipun ganas, ikan dengan warna indah ini bisa membangun sebuah relasi dengan pemiliknya dan bahkan dapat memohon-mohon untuk diberi makan layaknya tingkah seekor anjing.

Meskipun keberadaan dari ikan ini membahayakan perairan, tetapi banyak masyarakat yang menjadikan ikan unik ini sebagai peliharaan di akuarium. Faktanya memang ikan asal Nikaragua ini mempunyai motif yang hampir serupa dengan ikan lou han, sehingga banyak orang yang justru malah semakin ingin memeliharanya.

Sesuai dengan namanya, warna merah yang ada pada ikan red devil tersebut memang sangatlah mencolok bila diletakan di dalam akuarium.

Ikan Red Devil Memangsa Ikan Endemik Danau Toba

Dari penjelasan sebelumnya, Grameds sudah tahu jika ikan ganas ini tak akan segan untuk melukai maupun membunuh ikan lain. Nah, perilaku agresifnya tersebut sempat menjadi permasalahan di perairan Danau Toba pada April 2022 silam.

Kemunculan dari Amphilophus labiatus di danau vulkanik tersebut diduga karena dilepas dengan sembarangan oleh masyarakat sekitar. Mungkin tampak sepele, tetapi pada kenyataannya ikan pemangsa yang lepas ini sudah memangsa banyak ikan endemik di Danau Toba.

Spesies Amphilophus labiatus sendiri merupakan golongan omnivora. Grameds dapat memberikannya daging, sayur, dan serangga seperti jangkrik ataupun cacing. Akan tetapi, karena memiliki sifat yang agresif juga memungkinkan ikan red devil memangsa ikan lain yang memiliki ukuran lebih kecil.

Para setan merah ini, lantas menjadi spesies invasif di Danau Toba. Jika dibiarkan begitu saja, tentu akan menyebabkan populasi ikan endemik menjadi berkurang. Untungnya, masyarakat setempat telah mengerahkan upaya untuk menangkap ikan-ikan ganas tersebut dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Ikan Red Devil Dilarang di Indonesia

Ikan predator ini pernah muncul serta menghebohkan ekosistem air tawar di Danau Toba, Sumatera Utara. Aksi brutal dari ikan red devil menjadikan populasi ikan endemik menjadi menurun serta merugikan nelayan setempat.

Kemunculan dari ikan buas ini ternyata juga terjadi di banyak daerah lain di Indonesia. Si setan merah ini dapat ditemukan di beberapa daerah, seperti Waduk Sermo, Kulon Progo dan Waduk Wonorejo, Tulungagung. Populasi ikan agresif ini menjadi sangat banyak dan memangsa ikan-ikan lain yang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.

Pemerintah RI pun sudah merilis peraturan yang melarang persebaran ikan red devil di Indonesia. Larangan tersebut diatur melalui Peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 19 Tahun 2020 tentang Larangan Pemasukan, Pembudidayaan, Peredaran dan Pengeluaran Jenis Ikan Yang Membahayakan dan atau Merugikan Dalam dan Dari Perairan Negara Republik Indonesia

TEMPO.CO, Jakarta - Ikan red devil (Amphilophus labiatus) berasal dari Amerika Tengah yang besar. Panjangnya ikan ini bisa mencapai sekitar 38 sentimeter saat dewasa, dilansir Animal World.

Dibutuhkan sekitar 3 tahun untuk spesies mencapai ukuran penuhnya. Walaupun begitu, ikan red devil betina sudah bisa bertelur saat berukuran 15 sentimeter. Rentang hidup ikan ini hingga 12 tahun usianya. Red devil cichlid ditemukan di Amerika Tengah dekat lereng Atlantik di Nikaragua. Red Devil berhabitat di Danau Nikaragua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sampai pertengahan 1980-an ada sekitar 100 ekor lebih spesies yang dideskripsikan di bawah genus Cichlasoma. Tapi, dalam beberapa waktu ini, telah ditentukan red devil tak lagi cocok dalam genus itu.

Asal Mula Ikan Red Devil di Indonesia

Seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, ikan ini bukanlah spesies asli dari Indonesia. Meski demikian, ikan ganas ini sudah dapat dengan mudah ditemukan di perairan air tawar Tanah Air. Peneliti mengungkapkan bahwa ikan yang memiliki gigi tajam ini sudah masuk ke Indonesia pada sekitar tahun 1990-an, dibawa dari Singapura dan Malaysia lalu disebarkan di beberapa waduk buatan di Indonesia.

Peneliti juga mengungkapkan bahwa banyak ikan merah cantik yang dengan sengaja dilepas di perairan Indonesia oleh para penggemar ikan hias dengan berbagai alasan yang salah satunya adalah keganasan dari ikan ini. Pelepasan ikan ini dilakukan tanpa pengkajian yang jelas sehingga mengakibatkan populasi ikan red devil di alam liar meluas dengan cepat, bahkan hingga mendominasi serta merusak perairan tersebut.

Cara Memelihara Ikan Red Devil

Walau dikenal berbahaya, ikan ii tetap digandrungi oleh para pecinta ikan hias. Walau begitu, ikan jenis ini tak cocok dipelihara oleh pecinta ikan hias pemula. Pasalnya, tempat yang disediakan untuk memelihara ikan ini harus cukup luas serta perawatan yang lebih rumit.

Terlepas dari sifatnya yang ganas, ikan penyendiri ini merupakan ikan yang tangguh. Meskipun begitu, Grameds harus memerhatikan beberapa hal supaya mereka bisa tumbuh dengan maksimal.

Pertama, pastikan bahwa ukuran akuarium cukup besar bagi ruang gerak ikan ini karena mereka merupakan perenang yang aktif. Aquarium Source menyarankan bahwa Grameds untuk memilih akuarium yang memiliki ukuran 180x70x70 cm atau lebih.

Di samping itu, memperhatikan tingkat keasaman dan suhu air akuarium juga tak kalah penting. Usahakan temperatur air dalam akuarium berada pada kisaran 21–26 derajat Celsius dengan pH 6–8.

Grameds memerlukan setidaknya 55 galon atau 208L air untuk satu ikan red devil. Bila ada dua ikan red devil, maka Grameds memerlukan akuarium atau tangki yang lebih besar setidaknya dengan 125 galon atau 473L air. Sementara, dibutuhkan setidaknya 200 galon lebih atau sekitar 757L air untuk menampung beberapa ikan red devil sekaligus di tempat yang sama.

Selain wajib memperhatikan kapasitas air, Grameds juga harus rajin menguras atau mengganti air akuarium dengan teratur. Ikan ini merupakan jenis ikan yang senang hidup di tempat yang sama seperti habitat aslinya. Jadi, sebaiknya lapisi bagian bawah akuarium dengan menggunakan pasir halus dan beri batu serta kayu sebagai tempat mereka bersembunyi.

Pastikan juga untuk menjaga oksigen yang terpenuhi dan sehat sebagai tempat hidup ikan cantik ini.

Ikan Red Devil Termasuk Agresif

Penamaan red devil bukan karena warna tubuh dari ikan ini yang merah cerah, melainkan karena perilaku agresif yang dimilikinya. Berdasarkan Fishkeeping World, tak jarang si setan merah mengejar ikan-ikan lain untuk sekadar “olahraga”, menggigit, dan bahkan membunuh mereka.

Dikarenakan perilaku red devil yang ganas tersebut, penghobi ikan hias lebih kerap menempatkan si setan merah ke tempat yang terpisah dari spesies lain. Meski demikian, bahkan dengan jenis yang sama pun ikan bertaring tajam ini tetap menunjukkan sifat agresif, kecuali dengan pasangannya. Jadi, untuk mencegah terjadinya pertikaian antar red devil yang belum kawin, sediakan banyak tempat bersembunyi untuk ikan di akuarium.

Selain kepada sesama ikan, Amphilophus labiatus juga ganas terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya. Dianugerahi dengan rahang yang kuat dan gigi yang tajam, si setan merah tak akan segan-segan menyeruduk kaca akuarium, menghancurkan peralatan akuarium, dan bahkan menggigit pemiliknya, lho!